SELAMAT DATANG DIBLOG SEDERHANA INI SEMOGA BERMANFAAT

Wednesday, 27 May 2020

LOGIKA DANGKAL DAN PEMIKIR SEMPIT

LOGIKA DANGKAL DAN PEMIKIR SEMPIT
Bag.2
Mari sadar dan menyadari

Sebuah pemikiran yang berdasarkan ontologi (nash) episteme dan aksiologi akan berbobot dan penuh manfaat ketika sang pembuat sarat dengan pengalaman dan ilmu pengetahuan.

Memviralkan tagar dengan bumbu agama dan kondisi sosial, adalah salah satu cara efektif untuk mendapatkan legitimasi umat. Sebab, sumber daya masyarakat ( SDM) Indonesia masih belum mandiri, baik dalam pemikiran ataupun pijakan. Sehingga mudah untuk dipengaruhi dengan tampilan/ postingan yang memukau.

Contoh sederhana adalah,maraknya ngustad (mendadak ustadz) atau ngulama (ulama instan). Dengan modal tampilan ala ustadz / jubah ulama, dan masifnya team kreatif untuk pemasaran identitas, maka tanpa menunggu lama, apa yang di harapkan akan di raih. Inilah yang di sebut “bencana di atas bencana”. Artinya, membodohi umat yang yang belum mandiri, dan menjajah kemerdekaan dalam berfikirnya untuk tujuan pribadi ataupun golongan.

Aksi lain yaitu, maraknya tagar dengan bumbu agama dan kondisi sosial “Solat jumat,jamaah,tarawih dimasjid-musola di larang, tapi mall,pasar ,dll. tetap ramai”. Apabila kita menggunakan logika agama, maka seola-olah, pembuat kebijakan (pemerintah) salah kaprah,bahkan dituduh PKI,anti Islam. Sebab, pemikiran umat masih dangkal tentang masalah agama dan sensitifnya isu agama ketika di viralkan.

Coba saja kita rasakan, siapa yang berani menghina Islam,maka dia musuh. Pertanyaannya adalah; benarkah ia menghina dan anti Islam,bahkan memusuhinya?..ataukah memang penganut agama ini mudah untuk menjustifikasi sesuatu tanpa tabayun atau konfirmasi?..Kalau memang demikian, maka bersiaplah, kebodohan umat akan semakin nyata. Sebab mereka tidak mau belajar atas tindakannya. Sing penting melu (ikut) memviralkan sebuah tagar.

Tagar yang belakangan viral “Solat jumat,jamaah,tarawih di larang, tapi mall,pasar,diskotik buka. Ini apa!..kemungkaran harus di lawan, selama hayat masih di kandung badan,saya  akan berjuang membela rakyat. Takbiiir”. Buuum!..

Mari cerdas,jangan mudah terpengaruh, apalagi terprovokasi. Karena kita tidak bodoh ketika di ciptakan Tuhan.

Kebijakan jaga jarak (sosial distancing atau psycal distancing)  yang di lakukan pemerintah demi kebaikan rakyatnya. Ketika solat berjamaah di masjid dan sesuai dengan SOP (standar operasi) kesehatan, maka kegiatan tersebut akan di longgarkan. Akan tetapi yang sulit adalah mengatur dan belum sadarnya umat, yang menyebabkan aturan tersebut di terjang.

Coba  lihat di sekeliling kita, masih banyak yang mengabaikan peringatan bahayanya  covid 19 bagi manusia. Pemerintah memberikan arahan untuk memakai masker, jaga jarak dan tidak bergerombol. Tapi mereka abai. Di mall,pasar, bahkan tempat nongkrong yang biasa anda ngumpul ngopi sak udude penuh dengan pelanggaran. Kalau mau tertular covid 19, ya silahkan. Mau di pasar,diskotik, atau tempat lainnya. Tapi jangan karena kecerobohan anda,membuat membuat tempat ibadah, seperti masjid,mushola,gereja,pura  dll. terpapar. Bahkan di sebut sebagai klaster baru dalam penyebaran virus corona.

Masjid dan tempat ibadah lainnya bukan tempat penyebaran klaster baru covid 19. Tapi kecerobohan dan susahnya mengatur umat, akan menjadikan kesuciannya ternoda.

Masjid adalah rumah Tuhan, tapi kenapa engkau kotori dengan sebutan “tempat penyebaran virus”. Apakan memang kita susah di atur?..ataukah memang ajaran agama yang penuh kedisiplinan engkau abaikan?..

Membuat sadar dan menyadari, memang sulit. Memprovokasi umat dengan bumbu agama dan kondisi sosial sangat mudah dan murah meriah.

Salam Ramadhan

#EdisiWaras
#SelamatHariRayaIedulFitri
#MohonMaafLahirBatin
Harun dan keluarga
Kediri,23052020

No comments:

Post a Comment