MENJUAL TSAROYA DEMI SEBUAH HARAPAN
Wangsite wis mudun
Sebuah harapan akan datangnya masa baru,adalah keniscayaan. Wabah yang telah melanda dunia,menjadi momok yang menakutkan di setiap negara. Ada yang berasumsi,bahwa covid 19 adalah konspirasi global sebagaimana sinetron “dunia terbalik”,dengan sang komandannya Kang Aming.
Apapun asumsi atau tuduhan plus wacana yang di kemukakan,boleh-boleh saja kalau mengadopsi undang-undang kebebasan berbicara. Yang perlu di ingat adalah, apakah narasi yang anda sampaikan semakin menggoblogkan (jawa) umat?..Ataukah memang SDM (sumber daya manusia) sang penginfo masih dangkal?!.. Wallahu ‘Alam. Gusti Sing Ngecet Lombok Maha Tahu.
Apapun makanan dan minumannya, mesti yang bikin cerdas!..
Dalam beberapa literatur Hadits yang beberapa hari ke belakang viral di jelaskan, bahwa wabah akan berakhir di saat bintang tsaroya muncul. Berbagai ilustrasi di sampaikan, tidak perduli bergelar KH.Syekh,DR,dukun,paranormal, bahkan mbah Mizan sang pitakon kondang selebritis-pun ikut meramaikan.Semua sah dan tidak di larang, selama sesuai dengan ijtihad ke-ilmuannya masing-masing.
Yang perlu di tekankan adalah, kesadaran umat dalam menghadapi wabah. Selama manusia masih ngeyel dan susah diatur berdasarkan ahli bidang wabah, maka pandemi akan tetap ada,bahkan semakin luas menyebar walaupun bintang tsaroya telah datang berkali-kali.
Seorang ahli Hadits mampu menjabarkan tentang penjelasan tsaroya, tapi belum tentu ahli pandemi. Begitupun ahli falak. Beliau spesialisasi kapan tsaroya datang; bulan, hari, jam, bahkan detiknya-pun ia tahu. Sekali lagi, belum tentu dia ahli wabah. Sang ahli nerawang-pun demikian. Mau meramal dengan teknik apapun, tetap saja bukan spesilisasi pandemi.
Atas dasar pengetahuan para ahli di bidangnya masing-masing, maka tidak salah memberikan harapan tentang berakhirnya wabah covid 19. Tapi yang sangat penting adalah memberikan kesadaran tentang bahayanya pandemi tersebut.
Ingat!..wabah spanyol yang terjadi antara tahun 1918-1920 telah merenggut 50 juta,bahkan ada yang mengatakan 100 juta, termasuk di Indonesia.
Itulah pentingnya memberikan kesadaran kepada umat akan bahayanya suatu wabah. Mati urusan takdir, tapi menjaga lebih baik daripada mengobati. Anda mau mati..silahkan!, saran saya; kalau sakit janganlah berobat. Sebab ada Hadits yang menyatakan :
هُمُ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ، وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَلَا يَكْتَوُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
”Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan tathayyur (adalah menganggap akan tertimpa kesialan setelah mendengar atau melihat sesuatu yang tidak disukai)
tidak meminta agar diruqyah, dan tidak meminta di-kay (metode pengobatan dengan cara disundut dengan api)
Dan hanya kepada Rabb-nya mereka bertawakkal.” (HR. Muslim no. 218)
Salam waras jobo-jero
Harun,27052020
No comments:
Post a Comment