SELAMAT DATANG DIBLOG SEDERHANA INI SEMOGA BERMANFAAT

Tuesday, 9 June 2020

BER-PANCASILA BUKAN BERARTI ANTI ISLAM

BER-PANCASILA BUKAN BERARTI ANTI ISLAM 
 
Kalau di sebutkan “Umat Islam terbesar di dunia”, sudah pasti “Indonesia”, jawabnya. Dunia-pun mengakui, di negeri yang kita cintai inilah keharmonisan antar pemeluk agama terjaga. Mereka saling menghormati satu dengan lainnya. Berbagai suku-pun bermufakat untuk menjadi satu “Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Kita bangga menjadi Indonesia.
Begitupun,ketika ada pertanyaan tentang organisasi Islam terbesar di jagad raya, sudah pasti Nahdlatul Ulama-lah namanya.
 
Dalam risetnya, Alvara researc centre menyimpulkan; organisasi yang paling melekat di umat Islam Indonesia adalah NU (70,9%) dan Muhammadiyah (16,8%). Sisanya buat yang lain. Sedangkan yang cukup menarik adalah, 6 dari 10 umat Islam Indonesia mengaku dekat dengan Ormas NU dibanding dengan ormas lain. Temuan tersebut menunjukkan bahwa NU hadir ditengah-tengah umat Islam. Jumlah umat Islam yang mengaku dekat dengan NU sebesar 59.2%. ungkap Alvara.
 
Mestinya,dengan persentase yang cukup tinggi, kita patut berbangga diri, walaupun terkadang di tinggal, teraniaya, bahkan di khianati oleh mereka yang berkuasa. Warga nahdliyin hanya berpesan “Gusti Allah mboten sare”. Apalagi kalau melihat petuah dan nasehatnya guru bangsa-Gus Duru dengan candaannya yang membuat malaikat kagum “Gitu aja ko repot”. Memang inilah gaya NU, sebuah organisasi mayoritas di Indonesia,bahkan dunia,ketika di sakiti tapi bikin jengkel lawan juga tertawa terbahak-bahak.
 
“Kedamaian”,ya..itulah kunci utama yang sedang di emban atas amanat Islam sebagai Rahmat lil ‘Alamin. Mengedepankan akhlak, ngalah tanpa kalah, menyebabkan ormas ini semakin di cintai rakyat. Bahkan, berbagai negara-pun menginginkan NU hadir di negeri mereka. Ingat!, NU tidak merubah, tapi menghargai dan menghormati budaya yang sudah ada. Inilah kelebihannya NU. Sangat berbeda dengan lainnya. Mereka memaksakan kehendak-membid’ahkan,menyesatkan, bahkan mengkafirkan, ketika tidak sejalan.
 
Sebagai warga negara Indonesia, saya bangga dengan NU. Di sakiti, di marjinalkan, sampai di khianati, tapi tidak membalas. Coba anda lihat di belahan dunia. Sesama muslim, mereka saling menyalahkan,mengkafirkan. Sehingga, klimaksnya terjadi pertumpahan darah. Tidak sedikit-harta,nyawa, bahkan persaudaran-pun hancur akibat perang. Rakyat berbondong-bondong mengungsi kenegara lain. Tidak perduli mereka harus masuk agama negara tujuan, yang penting selamat dan keluarga punya masa depan. Apakah itu Islam?..orang cerdas pasti berfikir!.
 
Coba, apa yang anda fikirkan, ketika Sang guru bangsa yang menjadi Presiden Republik Indonesia di turunkan dengan alasan bulog dan brunei gate?..padahal tuduhan tersebut tidak pernah terbukti. Beliau menemui pendukungnya, di bawah panglima Gus Nuril siap mati membela. Gus Dur memang negarawan sejati, sang tokoh yang menjadi inspirasi, dengan tenangnya keluar dari istana kepresidenan dengan memakai celana kolor dan mendamaikan umat. “Gitu aja ko repot”. Gila..dewa saja tidak akan diam ketika kedudukannya ada yang mengobok-obok, lah ini ko ada manusia yang bersifat seperti ini.
 
Sebagai organisasi terbesar, NU-lah yang pertama kali menyatakan dan mengakui, bahwa Pancasila adalah dasar negara republik Indonesia. Tentunya, keputusan ini sudah di fikirkan, di musyawarahkan. Sebab, salah satu tradisi NU adalah bahsul masail. Yaitu membahas persoalan-persoalan terkini yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan menyelesaikannya berdasarkan hukum Islam dengan referensi Al-Qur’an-Hadits, yang di padukan pendapat 4 madzhab. Hasil keputusan-pun di sowankan kepada Kyai-Kyai sepuh untuk di istikhorohkan, minta petunjuk kepada Sang Pembuat Keputusan-Allah Swt. Tidak percaya?.. belajarlah di pesantren NU, pasti engkau akan tahu!.
 
Oleh karena itu, apakah Pancasila tidak islami?..ataukah pengetahuan tentang Islam yang kita fahami masih terlalu dangkal?..Orang belajar tidak ada kata terlambat. Tersesat jalan..boleh, tapi segeralah sadar, bahwa kita adalah Indonesia.
 
Semoga Allah Swt.memberikah pertolongan, agar negara yang kita cintai selalu di jaga dan di lindungi dari fitnah keji tentara dajjal sang pendusta dengan berita hoaknya.
 
Salam Indonesia
Aku bangga Indonesia
Harun,04062020

BERFIKIR DAN BERKARYA

Apa yang anda fikirkan sekarang?
 
Sebuah tampilan yang selalu ada di awal status sebelum menulis di beranda Facebook.
Marek Zuber Ger luar negeri, nama lain dari pendiri situs ini, seolah memberikan arahan untuk selalu berkarya. Tidak perduli rasional ataupun irasional dalam berfikir, beliau menginginkan manusia penghuni alam maya ini untuk tetap kreatif. Padahal kita tahu, Dia bukan muslim..tapi kenapa berupaya membangkitkan arti dari salah satu unsur kehidupan.
 
Terlepas muslim atau tidak, ketika kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal untuk berfikir, maka semestinya insan beriman akan menggunakan anugerah tersebut untuk berkarya; baik yang berhubungan dengan Tuhan,ataupun alam semesta yang telah di ciptakan-Nya.
 
Dalam Ar-Ra'd ayat 3 (13:3), Allah Swt. menegaskan:
 
وَهُوَ الَّذِيْ مَدَّ الْاَرْضَ وَجَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْهٰرًا ۗوَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ جَعَلَ فِيْهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ٣
 
"Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir".
 
Orang cerdas,pasti berfikir dalam memutuskan sesuatu!.
 
Keterkaitan Firman di atas dengan manusia adalah, meng-istimewa-kan. Anda pasti tahu, ketika harimau memburu mangsanya, maka nalurilah yang di kedepankan. Coba kita fikirkan sendiri, apabila sang raja hutan tersebut mengincar buruannya berdasarkan pemikiran, niscaya lebih mudah untuk meraih tujuannya.
 
Dalam نظاريات فى فكر الغزالى hal.97, Al-Gozali mengingatkan; bagi pencari kebenaran,maka fikiran yang bermuara pada akal adalah dasar utama, disamping ada fase lain (wahyu). Tapi, dengan akal, maka terbukalah cakrawala pengetahuan.
 
Orang pintar tidak banyak bertanya, tapi berusaha memahami tekstualitas dan konteks yang terpendam dalam sebuah karya. Masih belum faham / gagal faham?.. wajar, itu sifat manusia. Tapi, belajar adalah kunci utama. 
 
Berfikir dan berfikir untuk sebuah karya, tidak akan menjadikan manusia semakin terbelakang. Justru merekalah yang berusaha dan berusaha akan mendapatkan apa yang di cita-citakan.
 
Salam sukses bersama, aku yo melu..
Salam urip, wong mati ora iso mikir
Harun Bekam
,08062020

Wednesday, 3 June 2020

BERBAGI KASIH DI TENGAH PANDEMIK


BERBAGI KASIH DI TENGAH PANDEMIK

Ajaran Islam yang Rahmat lil ‘alamin (rahmat bagi alam semesta), seharusnya menjadi dasar bagi setiap muslim untuk saling menyanyangi, mengasihi dan melindungi.karena di sinilah (rahmat) beliau Baginda Muhammad Saw. memberikan contoh- suri  tauladan bagi semua makhluk.

Dalam Firman-Nya Allah Swt. Menegaskan:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْن

 Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS:21:107)

Sebagai umat Muhammad Saw. yang taat dan cerdas, semestinya setiap muslim mengikuti akhlak yang di ajarkan oleh beliau. Memberikan kasih sayang, melindungi,menegur dengan cara yang baik, ataupun mengkritik demi kemajuan bersama. Bukan saling memusuhi, menebar kebencian, memprovokasi, bahkan mengadu domba. Orang sabar,adalah mereka yang berjiwa besar. Memahami situasi dan kondisi, adalah cara yang tepat untuk menyimpulkan dan membuat keputusan, agar kelak tidak menimbulkan penyesalan.

Dalam Imta Al-Asma juz 3 hal 96, Mbah Kyai Taqiyuddin-Ahmad bin Ali bin Abdil Qodir  luar negeri (W 845 M),menjelaskan tentang رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ . yaitu, suatu kondisi yang membuat musuh merasakan ketenangan karena hadirnya sang Nabi. Anda bisa.. abot bos, mari kita coba!.

Yuk  ngopi, ditambah gorengan telo yang masih hangat, pasti nyos...

Ketentraman yang ditimbulkan Baginda Muhammad Saw. kepada musuh, adalah wujud dari kemulyaan akhlak. Maka tidak salah, ketika Kholid bin Walid yang menjadi panglima kaum Quraisyi (kafir) di perang uhud, berbalik masuk Islam ketika melihat prilaku Muhammad. Sungguh, kemulyaan manusia di ukur dari perbuatannya. Bagaimana dia bertutur dan bersikap kepada diri,keluarga, lingkungan juga sobat medsosnya.

Mari kita fahami dan jangan mudah terprovokasi postingan. Apakah berkata sesuai keinginan memberikan kenyamanan pada diri?..ataukah justru membuat permusuhan di kemudian hari. Terbawa emosi sesaat, bisa menimbulkan penyesalan. Apabila terlena,maka kerugianlah yang akan kita dapat. Belum terlambat untuk memperbaiki. Semoga Tuhan Sang Mahabijak, memberikan keluasan hati kita untuk saling menyayangi,mengasihi dan melindungi di tengah wabah yang melanda dunia.

Kita Bisa
Indonesia Bangga
Harun,02062020


Monday, 1 June 2020

HASUD, PENGARUH DAN BAHAYANYA

HASUD, PENGARUH DAN BAHAYANYA
Wangsite wis mudun karena umat lupa akan Tuhannya
 
Bahaya hasud (dengki) sangat besar. Baik untuk pribadi ataupun orang lain. Diri tidak merasakan tentramnya dunia. Begitupun orang lain, akan menjadi korban karena perbuatan tersebut. 
 
Kebahagian dunia-akhirat,adalah tujuan setiap manusia. Di alam fana merasakan ketenangan,ketentraman, saling canda gurau dalam balutan silaturahim. Begitupun kelak di akhirat, mendapatkan balasan atas amal kebaikan yang kita lakukan ketika di dunia. Apakah anda mau?..maaf, saya ikut.
 
Kalau anda dapat memetik manfaat dari tulisan ini, berarti nur Illahi masih menerangi hati. Begitupun sang penulis, hanya mampu berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebaikan kepada umat Baginda Muhammad Saw. jadikanlah kami orang-orang yang di jauhkan dari perbuatan hasud”.
Manusia hanya berusaha dan berdoa, Tuhanlah yang menentukan. Maka sebaik-baiknya perbuatan adalah tawakkal. Sebagaimana Firman-Nya:
 
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗ
 
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS:65:3)
 
Nun jauh di sana,tapi dekat di mata, banyak sekali postingan; baik tulisan dengan narasinya yang membuat diri terpengaruh dan terpapar, ataupun gambar yang mampu membuat perasaan hanyut dan terkapar. Juga video yang di pertontonkan untuk membuka aib,keburukan sesama anak bangsa, sehingga saling bermusuhan. Sungguh, pemandangan yang sangat merugikan diri,keluarga,lingkungan, bahkan bangsa yang besar. Itulah alam maya. Sebuah dunia yang penuh dengan pengetahuan ketika kita mau belajar. Dan juga sebagai fitnah, di saat umat terpedaya karena hasutannya.
 
Sebagai prilaku yang tidak baik, hasud di larang oleh syar’i. Karena sangat merugikan bagi siapa saja. Dalam Firman-Nya, Allah Swt. Menjelaskan:
 
اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ فَقَدْ اٰتَيْنَآ اٰلَ اِبْرٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا
 
ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar. (QS:4:54)
 
Allah Swt. memilih kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Anugerah yang besar, maka tanggung jawab-nyapun tidak kecil. Lalu kenapa kita hasud, tidak rela orang lain menerima pemberian Tuhan,bahkan menginginkan nikmat yang di terimanya hilang?!. 
 
Andaikan kita mempunyai keluarga yang sangat di sayangi, relakah orang lain berbuat iri,dengki kepada diri?..lalu kenapa engkau lakukan kepada orang lain!. Orang cerdas tidak mudah terpengaruh provokasi medsos, tapi pandai memilah dan memilih.
 
Mari nyruput kopine, agar tidak mudah terpengaruh wabah provokasi yang penuh hasud.
 
Kholifah Umar bin Abdil aziz berkata, yang di kutip Risalah Qusyairiyah; saya tidak bisa membedakan antara dzolim (penganiaya) dan madzlum (teraniaya) selain perbuatan hasud: selamanya susah dan suka mengikuti hawa nafsu (hal.192).
 
Seorang hasud akan berbuat seolah-olah teraniaya, padahal hanya tipu daya, agar orang lain terpengaruh penampilannya. Begitupun ketika meng-share, menyampaikan berita atau postingan, maka tujuan utamanya adalah membuat gaduh, suasana kacau karena provokasinya, padahal yang di muat penuh dengan Ayat,Hadits, nasehat ataupun motivasi.
 
Sebagai kaum milenial yang cerdas, maka memahami esensi; ada apa di balik layar, harus cermat, terlebih anda cinta islam dan masih tahap belajar. Ingat!, Al-Quran-Hadits-nya benar, tapi orang yang menyampaikannya mempunyai maksud dan tujuan lain dengan berlindung dibalik syar’i.
Dalam Firman-Nya Allah Swt. Menyebutkan:
 
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
 
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki. (QS:133:5)
 
Semoga Allah Swt. Menyelamatkan kita semua dari perbuatan, dan jahatnya hasud.
 
Salam damai Indonesiaku
Aku bangga menjadi Indonesia
Harun,01062020

Saturday, 30 May 2020

IMPERILIASME AGAMA, BENARKAH?

IMPERILIASME AGAMA, BENARKAH?

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Sedangkan agama adalah,ajaran yang mengatur  tata keimanan (kepercayaan)dan peribadatan  kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungannya:-Islam;-Kristen;-Budha (KBBI)

Mungkin anda sepakat dengan kesimpulan saya; bahwa agama adalah suatu ajaran atau cara untuk menjalin hubungan antara pribadi dengan Tuhan, sesama manusia dan juga lingkungannya. Semakin dekat semakin mesra. Tidak ada permusuhan,hasud (dengki),iri, dll.  Artinya, orang yang beragama akan mempunyai rasa persaudaran yang tinggi, baik dengan komunitas agamanya sendiri, ataupun   lainnya.

Indonesia, sebagai negara kepulauan dan beragam suku, mempunyai budaya yang di wariskan turun temurun hingga saat ini. Benar atau tidaknya suatu budaya,masyarakat sendiri yang menilai berdasarkan kesepakan. Seolah-olah,adat kebudayaan menjadi agama suatu kaum sebelum agama Tuhan datang.

Lalu datanglah agama langit. Suatu ajaran (dogma) yang di turunkan Tuhan kedunia untuk mengatur kehidupan manusia agar lebih baik. Dengan ajakan (dakwah) yang  rahmat lil ‘alamin (rahmat bagi alam semesta), suatu agama akan di terima “welcome”.

Dalam hal ini , Islam mempunyai standar sendiri dalam mengenalkan dan mengajak umat untuk memeluk  dan masuk kedalamnya tanpa paksaan. Sebagaimana di jelaskan dalam surat An-Nahl ayat 125:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS:16)

Dan juga dipertegas dengan surat Al-kafirun ayat 6:

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku. (QS:109:6)

Dalam surat Al-Hujarat ayat 13 Allah Swt. Juga menjelaskan:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (QS:49:13)

Dari tiga landasan di atas, tidak ada perintah atau keharusan, manusia kehilangan identitas diri dan tetap saling menghormati.
Kesimpulannya adalah, agama bukan imperialisme, akan tetapi sebagai petunjuk bagi umat manusia. Suku Jawa tetap dengan identitasnya sebagai orang jawa. Begitupun Batak,Dayak,Sunda,Betawi,Madura, dan masih banyak yang lainnya.

Intinya, Indonesia dengan berbagai sukunya tidak akan di arabkan karena masuknya Islam, begitu juga Kristen,Protestan, Budha,Hindu dan Kohungcu. Indonesia tetap Indonesia dengan berbagai sukunya.

Lalu siapakah yang menjadikan agama sebagai imperialisme (penjajah) sehingga orang Indonesia harus kehilangan identitasnya karena mengikuti ke-arab-an, ke-india-an, juga ke-china-an?..Padahal sudah jelas,bahwa ajaran agama bukan menjajah tapi sebagai petunjuk bagi umat manusia!. Apakah mereka adalah orang-orang yang mau mengidentitaskan dirinya, lalu menjual agama, agar orang lain ikut,patuh, tunduk dan meninggalkan jati dirinya sebagai suatu suku atau bangsa dengan mengatasnamakan agama?..Orang cerdas pasti berfikir!..

Kemerdekaan manusia sebagai suatu bangsa dengan berbagai sukunya tidak bisa di jajah oleh agama. Sebab dogma adalah petunjuk untuk menjadi lebih baik tanpa harus kehilangan identitas juga kepribadiannya. Apakah orang suku Arab,India dan China lebih baik dari Indonesia?.. Tidak!, semua sama. Yang membedakan adalah kepatuhan kita kepada Tuhan. Dan Sang Mahabijak-pun tidak mengajarkan Indonesia harus ke-arab-an,ke-india-an dan ke-china-an, juga lainnya. Indonesia tetap Indonesia dengan berbagai sukunya, apapun agama yang di anut.

Kita bangga menyembah Tuhan dengan identitas Indonesia
Kita bangga Indonesia dengan beragam suku dan budayanya
Dan kita bangga menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Salam Indonesia

#AgamaBukanPenjajah
#AgamaSebagaiPetunjuk
Harun,30052020

Wednesday, 27 May 2020

MENJUAL TSAROYA DEMI SEBUAH HARAPAN

MENJUAL TSAROYA DEMI SEBUAH HARAPAN

Wangsite wis mudun

Sebuah harapan akan datangnya masa baru,adalah keniscayaan. Wabah yang telah melanda dunia,menjadi momok yang menakutkan di setiap negara. Ada yang berasumsi,bahwa covid 19 adalah konspirasi global sebagaimana sinetron “dunia terbalik”,dengan sang komandannya Kang Aming.

Apapun asumsi atau tuduhan plus wacana yang di kemukakan,boleh-boleh saja kalau mengadopsi undang-undang kebebasan berbicara. Yang perlu di ingat adalah, apakah narasi yang anda sampaikan semakin menggoblogkan (jawa) umat?..Ataukah memang SDM (sumber daya manusia) sang penginfo masih dangkal?!.. Wallahu ‘Alam. Gusti Sing Ngecet Lombok Maha Tahu.

Apapun makanan dan minumannya, mesti yang bikin cerdas!..

Dalam beberapa literatur Hadits yang beberapa hari ke belakang viral di jelaskan, bahwa wabah akan berakhir di saat bintang tsaroya muncul. Berbagai ilustrasi di sampaikan, tidak perduli bergelar KH.Syekh,DR,dukun,paranormal, bahkan mbah Mizan sang pitakon kondang  selebritis-pun ikut meramaikan.Semua sah dan tidak di larang, selama sesuai dengan ijtihad ke-ilmuannya masing-masing.

Yang perlu di tekankan adalah, kesadaran umat dalam menghadapi wabah. Selama manusia masih ngeyel dan susah diatur berdasarkan ahli bidang wabah, maka pandemi akan tetap ada,bahkan semakin luas menyebar walaupun bintang tsaroya telah datang berkali-kali.

Seorang ahli Hadits mampu menjabarkan tentang penjelasan tsaroya, tapi belum tentu ahli pandemi. Begitupun ahli falak. Beliau spesialisasi kapan tsaroya datang; bulan, hari, jam, bahkan detiknya-pun ia tahu. Sekali lagi, belum tentu dia ahli wabah. Sang ahli nerawang-pun demikian. Mau meramal dengan teknik apapun, tetap saja bukan spesilisasi pandemi.

Atas dasar pengetahuan para ahli di bidangnya masing-masing, maka tidak salah memberikan harapan tentang berakhirnya wabah covid 19. Tapi yang sangat penting adalah memberikan kesadaran tentang bahayanya pandemi tersebut.

Ingat!..wabah spanyol yang terjadi antara tahun 1918-1920 telah merenggut 50 juta,bahkan ada yang mengatakan 100 juta, termasuk di Indonesia.

Itulah pentingnya memberikan kesadaran kepada umat akan bahayanya suatu wabah. Mati urusan takdir, tapi menjaga lebih baik daripada mengobati. Anda mau mati..silahkan!, saran saya; kalau sakit janganlah berobat. Sebab ada Hadits yang menyatakan :

هُمُ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ، وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَلَا يَكْتَوُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

”Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan tathayyur  (adalah menganggap akan tertimpa kesialan setelah mendengar atau melihat sesuatu yang tidak disukai)
 tidak meminta agar diruqyah, dan tidak meminta di-kay (metode pengobatan dengan cara disundut dengan api)
Dan hanya kepada Rabb-nya mereka bertawakkal.” (HR. Muslim no. 218)

Salam waras jobo-jero
Harun,27052020

ESENSI KESUCIAN MUSLIM DI BULAN FITRAH

ESENSI KESUCIAN MUSLIM  DI BULAN FITRAH

Seorang muslim merasakan jati dirinya lahir kembali setelah berpuasa Ramadhan dan merayakan hari yang fitrah. Siapapun kita, dan profesi apapun yang melekat pada diri. Tidak perduli tua-muda,kaya-miskin, ataupun paduka dan hamba. Semua merasakan termasuk inyong (jawa).

Hal yang paling mendasar di saat merayakan Iedul Fitri, adalah kebahagian. Bertemu orang tua,sanak saudara, tetangga, bahkan konco waktu mbeling walaupun  sebatas ucapan lewat teknologi masa kini. Karena situasi dan kondisilah yang tidak memungkinkan

Inilah wujud kebersamaan di dalam meraih dan menyukuri nikmat Tuhan. Sungguh indah tidak ternilai untuk mengungkapkan rasa yang terpendam dalam dada.

Apapun makanan dan minumannnya, rasa bahagia tetap di ungkap dalam senandung obrolan di saat fitrah telah tiba.

Kebahagian inipun pernah di ungkap oleh Baginda Muhammad Saw. disaat  keluar untuk melaksanakan solat Iedul Fitri. Ketika berjalan, beliau mendapatkan pemandangan yang menyayat. Ada anak kecil yang menangis sendirian, sementara teman-temannya bermain dan berbahagia merayakan hari raya. Lalu beliau-pun bertanya kepadanya;

“Nak,kenapa engkau menangis, sementara temen-temanmu bermain dan bersenda gurau. Dimana ayah-bundamu.?”. Si anak menjawab sambil menangis “ Kanjeng, bunda sudah wafat. Sementara ayah syahid di medan laga”. Baginda-pun menyahut “Wahai anakku,mulai saat ini, jadikan aku sebagai orang tuamu, kamu jangan bersedih lagi”. ( Kisah di kutip dari kitab Durrotun Nasihin).

Sebuah nasihat, siapapun harus memberikan kebahagian, bukan kesedihan. Ketenangan, bukan profokasi. Keindahan bukan keburukan.

 Itu semua di lakukan demi mencapai esensi dari sebuah arti fitrah (suci) dibulan mulia yang penuh maaf. Apakah kita mau menggadaikan diri dengan berbuat sesuatu yang di larang ajaran Tuhan?..ataukah cahaya Ilahi yang ada dalam hati sengaja engkau redupkan demi mengikuti ajakan nafsu yang menggoda dan menggelora?.. Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Mari sambut hari yang fitrah ini dengan menyambung kembali tali persaudaran. Allah Maha Pengampun, sebanyak apapun dosa kita, pasti di hapus. Tidak ada gading yang retak. Setiap manusia pasti ada salah dan dosa.

Belum terlambat untuk menyampaikan minal ‘aidin wal faaiziin-mohon maaf lahir dan batin. Rasakanlah, betapa lapangnya hati, ketika kita saling memaafkan atas salah dan dosa yang dilakukan,baik sengaja atau tidak.

Dimana dan kapanpun kita berada, tidak menjadi masalah. Jarak bukan ukuran. Tapi silaturahim dan saling memaafkan adalah harapan.

Salam Iedul Fitri 1441 H

#EdisiSuci
#KesucianAdalahHarapan

Harun Beserta Keluarga,menyampaikan; MINAL AIDIN WAL FAAIZIIN-MUHON MAAF LAHIR DAN BATIN
Kediri,25052020

LOGIKA DANGKAL DAN PEMIKIR SEMPIT

LOGIKA DANGKAL DAN PEMIKIR SEMPIT
Bag.2
Mari sadar dan menyadari

Sebuah pemikiran yang berdasarkan ontologi (nash) episteme dan aksiologi akan berbobot dan penuh manfaat ketika sang pembuat sarat dengan pengalaman dan ilmu pengetahuan.

Memviralkan tagar dengan bumbu agama dan kondisi sosial, adalah salah satu cara efektif untuk mendapatkan legitimasi umat. Sebab, sumber daya masyarakat ( SDM) Indonesia masih belum mandiri, baik dalam pemikiran ataupun pijakan. Sehingga mudah untuk dipengaruhi dengan tampilan/ postingan yang memukau.

Contoh sederhana adalah,maraknya ngustad (mendadak ustadz) atau ngulama (ulama instan). Dengan modal tampilan ala ustadz / jubah ulama, dan masifnya team kreatif untuk pemasaran identitas, maka tanpa menunggu lama, apa yang di harapkan akan di raih. Inilah yang di sebut “bencana di atas bencana”. Artinya, membodohi umat yang yang belum mandiri, dan menjajah kemerdekaan dalam berfikirnya untuk tujuan pribadi ataupun golongan.

Aksi lain yaitu, maraknya tagar dengan bumbu agama dan kondisi sosial “Solat jumat,jamaah,tarawih dimasjid-musola di larang, tapi mall,pasar ,dll. tetap ramai”. Apabila kita menggunakan logika agama, maka seola-olah, pembuat kebijakan (pemerintah) salah kaprah,bahkan dituduh PKI,anti Islam. Sebab, pemikiran umat masih dangkal tentang masalah agama dan sensitifnya isu agama ketika di viralkan.

Coba saja kita rasakan, siapa yang berani menghina Islam,maka dia musuh. Pertanyaannya adalah; benarkah ia menghina dan anti Islam,bahkan memusuhinya?..ataukah memang penganut agama ini mudah untuk menjustifikasi sesuatu tanpa tabayun atau konfirmasi?..Kalau memang demikian, maka bersiaplah, kebodohan umat akan semakin nyata. Sebab mereka tidak mau belajar atas tindakannya. Sing penting melu (ikut) memviralkan sebuah tagar.

Tagar yang belakangan viral “Solat jumat,jamaah,tarawih di larang, tapi mall,pasar,diskotik buka. Ini apa!..kemungkaran harus di lawan, selama hayat masih di kandung badan,saya  akan berjuang membela rakyat. Takbiiir”. Buuum!..

Mari cerdas,jangan mudah terpengaruh, apalagi terprovokasi. Karena kita tidak bodoh ketika di ciptakan Tuhan.

Kebijakan jaga jarak (sosial distancing atau psycal distancing)  yang di lakukan pemerintah demi kebaikan rakyatnya. Ketika solat berjamaah di masjid dan sesuai dengan SOP (standar operasi) kesehatan, maka kegiatan tersebut akan di longgarkan. Akan tetapi yang sulit adalah mengatur dan belum sadarnya umat, yang menyebabkan aturan tersebut di terjang.

Coba  lihat di sekeliling kita, masih banyak yang mengabaikan peringatan bahayanya  covid 19 bagi manusia. Pemerintah memberikan arahan untuk memakai masker, jaga jarak dan tidak bergerombol. Tapi mereka abai. Di mall,pasar, bahkan tempat nongkrong yang biasa anda ngumpul ngopi sak udude penuh dengan pelanggaran. Kalau mau tertular covid 19, ya silahkan. Mau di pasar,diskotik, atau tempat lainnya. Tapi jangan karena kecerobohan anda,membuat membuat tempat ibadah, seperti masjid,mushola,gereja,pura  dll. terpapar. Bahkan di sebut sebagai klaster baru dalam penyebaran virus corona.

Masjid dan tempat ibadah lainnya bukan tempat penyebaran klaster baru covid 19. Tapi kecerobohan dan susahnya mengatur umat, akan menjadikan kesuciannya ternoda.

Masjid adalah rumah Tuhan, tapi kenapa engkau kotori dengan sebutan “tempat penyebaran virus”. Apakan memang kita susah di atur?..ataukah memang ajaran agama yang penuh kedisiplinan engkau abaikan?..

Membuat sadar dan menyadari, memang sulit. Memprovokasi umat dengan bumbu agama dan kondisi sosial sangat mudah dan murah meriah.

Salam Ramadhan

#EdisiWaras
#SelamatHariRayaIedulFitri
#MohonMaafLahirBatin
Harun dan keluarga
Kediri,23052020