BER-PANCASILA BUKAN BERARTI ANTI ISLAM
Kalau di sebutkan “Umat Islam terbesar di dunia”, sudah pasti “Indonesia”, jawabnya. Dunia-pun mengakui, di negeri yang kita cintai inilah keharmonisan antar pemeluk agama terjaga. Mereka saling menghormati satu dengan lainnya. Berbagai suku-pun bermufakat untuk menjadi satu “Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Kita bangga menjadi Indonesia.
Begitupun,ketika ada pertanyaan tentang organisasi Islam terbesar di jagad raya, sudah pasti Nahdlatul Ulama-lah namanya.
Dalam risetnya, Alvara researc centre menyimpulkan; organisasi yang paling melekat di umat Islam Indonesia adalah NU (70,9%) dan Muhammadiyah (16,8%). Sisanya buat yang lain. Sedangkan yang cukup menarik adalah, 6 dari 10 umat Islam Indonesia mengaku dekat dengan Ormas NU dibanding dengan ormas lain. Temuan tersebut menunjukkan bahwa NU hadir ditengah-tengah umat Islam. Jumlah umat Islam yang mengaku dekat dengan NU sebesar 59.2%. ungkap Alvara.
Mestinya,dengan persentase yang cukup tinggi, kita patut berbangga diri, walaupun terkadang di tinggal, teraniaya, bahkan di khianati oleh mereka yang berkuasa. Warga nahdliyin hanya berpesan “Gusti Allah mboten sare”. Apalagi kalau melihat petuah dan nasehatnya guru bangsa-Gus Duru dengan candaannya yang membuat malaikat kagum “Gitu aja ko repot”. Memang inilah gaya NU, sebuah organisasi mayoritas di Indonesia,bahkan dunia,ketika di sakiti tapi bikin jengkel lawan juga tertawa terbahak-bahak.
“Kedamaian”,ya..itulah kunci utama yang sedang di emban atas amanat Islam sebagai Rahmat lil ‘Alamin. Mengedepankan akhlak, ngalah tanpa kalah, menyebabkan ormas ini semakin di cintai rakyat. Bahkan, berbagai negara-pun menginginkan NU hadir di negeri mereka. Ingat!, NU tidak merubah, tapi menghargai dan menghormati budaya yang sudah ada. Inilah kelebihannya NU. Sangat berbeda dengan lainnya. Mereka memaksakan kehendak-membid’ahkan,menyesatkan, bahkan mengkafirkan, ketika tidak sejalan.
Sebagai warga negara Indonesia, saya bangga dengan NU. Di sakiti, di marjinalkan, sampai di khianati, tapi tidak membalas. Coba anda lihat di belahan dunia. Sesama muslim, mereka saling menyalahkan,mengkafirkan. Sehingga, klimaksnya terjadi pertumpahan darah. Tidak sedikit-harta,nyawa, bahkan persaudaran-pun hancur akibat perang. Rakyat berbondong-bondong mengungsi kenegara lain. Tidak perduli mereka harus masuk agama negara tujuan, yang penting selamat dan keluarga punya masa depan. Apakah itu Islam?..orang cerdas pasti berfikir!.
Coba, apa yang anda fikirkan, ketika Sang guru bangsa yang menjadi Presiden Republik Indonesia di turunkan dengan alasan bulog dan brunei gate?..padahal tuduhan tersebut tidak pernah terbukti. Beliau menemui pendukungnya, di bawah panglima Gus Nuril siap mati membela. Gus Dur memang negarawan sejati, sang tokoh yang menjadi inspirasi, dengan tenangnya keluar dari istana kepresidenan dengan memakai celana kolor dan mendamaikan umat. “Gitu aja ko repot”. Gila..dewa saja tidak akan diam ketika kedudukannya ada yang mengobok-obok, lah ini ko ada manusia yang bersifat seperti ini.
Sebagai organisasi terbesar, NU-lah yang pertama kali menyatakan dan mengakui, bahwa Pancasila adalah dasar negara republik Indonesia. Tentunya, keputusan ini sudah di fikirkan, di musyawarahkan. Sebab, salah satu tradisi NU adalah bahsul masail. Yaitu membahas persoalan-persoalan terkini yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan menyelesaikannya berdasarkan hukum Islam dengan referensi Al-Qur’an-Hadits, yang di padukan pendapat 4 madzhab. Hasil keputusan-pun di sowankan kepada Kyai-Kyai sepuh untuk di istikhorohkan, minta petunjuk kepada Sang Pembuat Keputusan-Allah Swt. Tidak percaya?.. belajarlah di pesantren NU, pasti engkau akan tahu!.
Oleh karena itu, apakah Pancasila tidak islami?..ataukah pengetahuan tentang Islam yang kita fahami masih terlalu dangkal?..Orang belajar tidak ada kata terlambat. Tersesat jalan..boleh, tapi segeralah sadar, bahwa kita adalah Indonesia.
Semoga Allah Swt.memberikah pertolongan, agar negara yang kita cintai selalu di jaga dan di lindungi dari fitnah keji tentara dajjal sang pendusta dengan berita hoaknya.
Salam Indonesia
Aku bangga Indonesia
Harun,04062020